BERITA on LINE - Kemarin sore, Selasa (10/10), pesan singkat wartawan heboh dengan
 kabar operasi tangkap tangan di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 
Berbagai spekulasi pun bergulir, pertanyaan awam, siapa lagi pejabat 
yang ditangkap oleh KPK.Namun rupanya, bukan KPK yang melakukan operasi tangkap tangan (OTT). 
Polda Metro Jaya melakukan tangkap tangan terhadap PNS di Kemenhub dalam
 kasus pungutan liar. Operasi pemberantasan pungli ini tidak biasa.
Baru
 kali ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun langsung ikut dalam sidak
 itu. Bukan hanya Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga ikut 
dalam proses itu. Uang tunai puluhan juta disita penyidik Polri, diduga 
dari penyuap yang ingin izin kapalnya dimudahkan oleh Kemenhub.
Enam
 orang digelandang ke Polda Metro Jaya, diduga sebagai pihak yang 
bertanggung jawab atas aksi pungli ini. Pasca sidak, Jokowi memberikan 
statement, bahwa tidak main-main kepada para instansi pemerintah yang 
melakukan pungli.
"Kami hanya melihat memastikan dan kepada 
seluruh lembaga, seluruh instansi mulai sekarang ini setop pungli. 
Hentikan yang namanya pungli, terutama yang berkaitan dengan pelayanan 
kepada rakyat. Setop hentikan karena sekarang sudah ada yang namanya 
OPP," tegas Jokowi usai sidak.
Pungli bisa dibilang 'lumrah' 
terjadi di lingkungan pemerintahan. Mulai dari tingkat kelurahan, 
kecamatan, bahkan kota, kabupaten hingga provinsi. Pungli juga tidak 
cuma terjadi di eksekutif, institusi Polri menjadi salah satu yang kerap
 jadi rahasia umum marak terjadinya pungli.
merdeka.com beberapa waktu lalu melakukan liputan khusus di Samsat, Daan Mogot,  Jakarta Barat. Sekarang, calo di Samsat bukan lagi warga sipil, tapi langsung dilakukan oleh polisi itu sendiri.
"Mbaknya
 kalau mau lewat kenalan saya itu cuma Rp 900 ribu itu SIM C, enggak 
sampai setengah jam selesai. Cuma foto saja, terus nunggu panggilan SIM 
jadi," kata Putro yang mengaku kenal dengan polisi yang bisa 
'diamankan'.
Dia mengaku, bahwa dirinya telah mengantarkan 
beberapa kliennya untuk bertemu salah satu petugas di Samsat tersebut 
dengan inisial Aiptu A. Selain itu, dia memberikan berbagai informasi 
tentang kemudahan membuat SIM.
"Tadi kan mbak lihat sendiri 
saudara saya bisa langsung masuk kan, dia enggak dites mata dulu, enggak
 ada test drive juga, udah dia langsung foto aja," tuturnya.
Tidak sampai 30 menit, saudara Putro pun keluar dari ruang kantor pelayanan SIM. Kemudian Putro pamit bersama saudaranya.
Gubernur
 Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga minggu lalu mengungkap praktik suap di 
kepolisian. Ganjar sidak Kantor Samsat, Magelang pada 4 Oktober lalu. 
Tak sia-sia, politikus PDIP ini menemukan anggota polisi terima pungli, 
alias jadi calo SIM.
Ganjar sidak dan bertanya kepada warga yang 
ada di Samsat. Benar saja, warga itu diminta membayar, kemudian Ganjar 
langsung mendatangi polisi yang minta uang tersebut.
Didatangi 
Ganjar, Brigadir Dani wajahnya pucat pasi dan kaku. Dia nampak salah 
tingkah Meski demikian, tidak ada kata maaf dari mulutnya.
"Tadi salah ngomong dan salah denger pak," kilah Dani sembari mengembalikan uang milik warga.
Polisi
 pun sempat melakukan tangkap tangan terhadap anggotanya yang ketahuan 
menjadi calo SIM. Enam anggota Polda Metro Jaya terjaring operasi 
tangkap tangan (OTT) terlibat calo pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).
 Mereka tertangkap Propam Polda Metro Jaya, dan disita uang mencapai Rp 
19 juta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono 
menyebut para anggota polisi ditangkap pada Rabu (5/10) kemarin. Para 
anggota itu, yakni Bripka SH, AKP M dari Polresta Bekasi, Aiptu MD, 
Aiptu S dari Polresta Depok, Bripda JS dari Polres Tangerang Selatan, 
dan Bripda SY dari Satpas Daan Mogot, Jakarta Barat.
"Operasi itu
 berdasarkan Surat Perintah Kabid Propam Polda Metro Jaya nomor 
Sprin/2019/IX/2016/ tanggal 29 September 2016. Dari operasi tersebut, 
berhasil menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 19.665.000, 14 ponsel
 berbagai merek, dan sejumlah dokumen pembuatan SIM," ujar Awi di Polda 
Metro Jaya, Kamis (6/10).
Terungkapnya kasus ini berawal dari 
tertangkapnya sejumlah calo SIM dari warga sipil. Mereka ditangkap 
lantaran kerap beroperasi di kantor kepolisian.
"Ini sesuai 
program Promoter (profesional, modern dan terpercaya) Kapolri, kami dari
 Polda Metro Jaya berkomitmen untuk memberantas pungli dan percaloan," 
ungkapnya.
Pungli di Kemenhub hanya satu dari berbagai banyak 
kasus terjadi dalam birokrasi di Indonesia. Lalu kapan Jokowi juga 
lakukan sidak Pungli ke Polri, BPN, Kecamatan, Kelurahan dan lainnya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar